Rabu, 20 Februari 2013

Galau akut


Sudah sekian lama aku tidak ngurus blog ini, terbengkalai, amburadul. Ahh maklum saja lagi galau akut.
Sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir (sebut saja semester 8), *ahh saya sudah tua*, kewajiban yang harus dilakukan adalah membuat skripsi. God save me please..
Skripsi adalah tugas akhir yang harus dan ngga boleh ditolak. Dan kali ini, waktu ku untuk mengalami kegalaun gara-gara skripsi. Ada banyak alasan yang membuat ku galau tingkat akut. Mulai dari topik yang ngga disetujui (padahal baru tiga kali konsultasi). Sebenarnya aku sudah punya topik dari sejaka semester 6 kemarin, tugas dari mata kuliah Metodology penelitian Linguistic. Aku sudah benar-benar mantap dengan topik itu. Tapi *jreng jreng* setelah benar-benar dikonsultasikan dengan dosen pembimbing  banyak hal yang harus dibenahi, mulai dari ini dan itu. Ahh saya benar-benar pusing.
Konsultasi pertama dengan dosen pembimbing,
*pak dosen saya topiknya mau ini *** boleh? Si dosen pembimbing bilang *boleh aja tapi harus beda dengan yang lain ya.. *
Oke balik kerumah, mikir, ngadep komputer, baca artikel, cari ini itu dan kawan-kawannya, dapet yang dimaksud.
Konsultasi kedua, setelah topik itu aku perbaiki sedemikian rupa dengan nasihat pak dosen itu.
*pak ini outline skripsi saya, bagaimana nggeh? Si dosen bilang *ini sih kayak topik yang lain nak, coba kamu bandingkan yang ini dengan yang itu* (jreng-jreng, pusing lagi saya)
Oke, harus bandingin karakter dari dua negara yang beda. Otomatis topik yang mereka pakai juga bakal beda. *Ngedep komputer, mikir, galauu.*
Dan alhasil saya harus mencari film yang cocok dengan topik tersebut. Mulai dari tanya teman, tanya gebetan *upss, diluar topik, fokus!!!* tanya si mas-mas penjaga rental dvd, tanya mbah google. Ketemu beberapa judul film yang pas buat dipake sebagai sumber data, *yess*, itupun harus nunggu bermingu-minggu dan ngejogrog dirental dvd sekian lama. Tapi setelah baca beberapa artikel tentang topik saya itu, ketemu deh sama galau lagi. Film-film yang sudah saya list itu ternyata topiknya sama dengan yang saya mau pakai dan sudah dianalisa oleh para professor dari luar negeri *mosok aku tetep ngenyel nganggo, ahh mengko plagiarism*. Setelah beberapa hari berkutat dengan kegalauan, nemu satu film yang pas *sebut saja The Da Vinci Code*. Lantas saya analisa selama berminggu-minggu *ngawur, Cuma satu minggu tok ding*, dan akhirnya setelah puas dengan hasil kerja keras saya akhirnya konsultasi dengan dosen pembimbing lagi dengan membawa hasil kerja keras saya itu.
Konsultasi ketiga
*pak ini outline skripsi saya, bagaimana? *kamu jangan bandingin systemnya, tapi bandingin ini sama itu atau kalau engga pakai dimensi yang lain* (bunuh saya, bunuh saya..)
Dan kegalauan saya terus saja berlanjut, sampai sekarang. Cerita tentang konsultasi selanjutnya bakal dilanjutin dikemudian hari. Selesai..

Rabu, 28 November 2012


Gadis kecil dan lampu merah

Aku melihatnya,
Gadis kecil menari-nari di barisan besi-besi tua
Tangan kanannya menengadah,
Mencoba mendapat apa yang dia inginkan
Muka indahnya,
Senyum lebar tak pernah lepas
Tangan kirinya tak pernah diam

Gadis kecil,
Berjalan perlahan
Mendekat para dermawan yang sekiranya kasian dengannya
Dengan senyum indahnya yang tak hilang

Lampu hijau,
Gadis kecil,
Dia berjalan menjauh dari barisan besi tua
Dan mencoba menghindar darinya
Tiba-tiba,
Aku melihatnya,
Gadis kecil,
Tubuhnya dihempas truk kontainer
Tubuhnya telah terbang dan mendarat diantara barisan besi tua lagi
Tulang rusuknya menyembul,
Otaknya berceceran,
Darah segarnya berkeliling

Kini,
Tak ada gadis kecil itu
Tak ada senyum indah lagi
Ditengah asap di lampu merah.

Rabu, 21 Maret 2012

hai eyang,


Hai eyang kakung, apa kabar disurga?
Aku kangen panjenengan. Aku pengen nulis surat buat eyang. Tapi aku bingung bagaimana aku harus mengirimkannya kesurga. Aku belum pernah pergi ke surga. Aku tak tahu jalan untuk kesana, aku tau eyang pasti sudah hafal dengan jalannya. Kan eyang setiap hari pulang ke bumi buat lihat cucunya yang sudah tumbuh besar, lalu balik lagi ke surga. Eyang, apa ada pos kilat dan khusus buat ngirim surat ke surga.
Aku kangen eyang. Aku kangen pisang goreng buatan eyang, aku kangen ditemani tidur sama eyang. Aku kangen brengos eyang yang selalu membuat ku tertawa tak henti-henti. Aku kangen bau khas eyang yang penuh dengan minyak gosok. Aku kangen cerita tentang jaman dulu sama eyang. Eyang, pastinya sehat kan disurga. Bidadari pasti melayani eyang dengan penuh keikhlasan. Eyang aku cucu satu-satunya yang belum pernah eyang ajak ke tempat asal eyang, eyang keburu tidur panjang sih.
Eyang, aku orang yang membisikkan kalimat syahadat terakhir ditelinga eyang. Dan ketika aku selesai membisikkannya eyang keburu diajak malaikat buat pergi ke surga. Aku tak berani cerita kesiapapun eyang kalau aku orang terakhir yang mencium bau eyang sebelum pergi jauh, walaupun banyak orang disamping eyang, tapi tak satupun yang tau kalau aku orang yang terkahir dengar detak jantung eyang. Aku orang terakhir yang mendengar hembusan nafas eyang. Eyang disana lagi apa?
Eyang maaf aku dulu pernah nakal, aku ngga dengerin eyang, aku pernah marah sama eyang. Aku tau pasti bukan aku yang menjadi cucu kebanggaan eyang. Tapi lihat eyang, aku sekarang sudah besar, aku sudah semester enam, sebentar lagi aku lulus kuliah. Bukankah itu yang eyang pengen liat dari dulu, eyang pengen liat aku sukses. Eyang lihat ni, aku sudah bisa nyari duit sendiri, aku ngga nakal lagi, aku sudah berubah eyang. Eyang dulu aku pengen banget orang-orang yang aku sayang liat aku wisuda terus liat aku sukses. Tapi eyang sih keburu ngabur ke surga sama malaikat. Eyang pasti sudah bener-bener pengen ngeliat surga ya? Surga kayak apa sih eyang? Indah banget pastinya. Eyang tunggu aku disurga ya, nanti kita masak bareng disana, nanti kita bercanda kayak dulu lagi disana. Eyang jangan bosen disurga, pokoke harus nunggu aku.
Aku sayang eyang. Eyang baik-baik disurga ya.

Kamis, 15 Maret 2012

..


Hai penguin kecil, apa kabar?
Maaf aku lama tak menjengukmu. Maafkan aku sebagai tuanmu ini yang lalai kepadamu. Tuanmu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, dunia yang mungkin kau tak akan pernah mengerti. Dunia dimana tuan mu ini sangat amat sedang membencinya. Dunia dimana tuan mu ini harus menghabiskan beberapa jam waktu di hari-harinya hanya berkutat dengan yang dinamakan tugas.
Hai penguin kecil,
Sekarang aku pengen menyentuhmu, mengajakmu bermain, mengajakmu merangkai kata, mengajakmu bermain dengan struktur kalimat. Aku sangat merindukanmu. Sudah sekitar dua bulan lebih kau menemani tuanmu, setia mu sungguh teramat dalam. Banyak hal dari tuanmu yang kau simpan.
Sekarang waktunya aku sebagai tuanmu untuk merawatmu kembali. Maaf beberapa waktu yang lalu aku sempat melupakanmu sejenak. Bukan karena aku tak menyayangimu, tapi aku terlalu sibuk dengan kegiatan ku. Aku benar-benar lagi jatuh tersungkur dalam dunia ku, dan aku tau kau pasti mengetahuinya.
Jadi teman yang baik buat aku ya penguin kecilku.

Senin, 12 Maret 2012

senyumm


Disaat ibu terbangun tengah malam, begitupun aku juga.
Disaat aku selesai dengan sholat malam ku, ibu pun selesai dengan doa tengah malamnya.
Betapa indahnya perbedaan itu.
Ibu, walaupun kita beda keyakinan, tapi aku yakin Tuhan kita satu.
Ibu, walaupun kita beda keyakinan, tapi aku yakin doa yang kita panjatkan sama.

!!!


Hai apa kabar jejaring sosial. Betah banget aku lebih dari tiga hari tidak sedikitpun mencoba dan ingin membuka kalian. Hai facebook ku, hai twitter ku, hai my beloved blog ku. Banyak alasan kenapa saya putuskan untuk menghindari tiga jejaring sosial itu.
Alasan utama adalah, aku bener-bener lagi pengen menghindar dari seseorang yang saya pikir dia telah menyakiti saya perlahan-lahan. Kedengaran sangat berlebihan, tapi itu benar-benar harus aku lakukan agar perasaan ini tidak terlalu dalam. Dan dengan saya tidak membuka ketiga jejaring sosial itu, aku bener-bener bisa ngeluapin orang itu, walaupun tadi sempet sedikit chat dengan dia.
Alasan kedua adalah tugas yang menumpuk, yang aku bener-bener malas untuk mengerjakannya namun harus aku selesaikan secepatnya karena deadline yang sudah hampir tiba. Sumpah tugas-tugas itu membuat ku seperti zombie. Menuntut ku untuk tidur tengah malam, bangun dipagi hari. Sumpah bikin bakteri baik di tubuh saya banyak yang mati. Vitamin penambah darah harus aku konsumsi setiap paginya agar tubuh ini tetap tegak. Ampun bikin badan engga enak.
Alasan ketiga, aku lagi kecewa sama diri sendiri. Dua hal yang aku pengen harus gagal, hal pertama aku ngga bisa bikin senyum lebar diwajah ibu, kedua aku ngga bisa bikin orang lain percaya kalau aku bisa. Aku gagal jadi presenter, aku ngga kepilih jadi #LOsolo. Sumpah bikin bete banget tau ngga sih. Ibu, maap aku bener-bener bisa jadi anak yang baik, aku belum bisa bikin panjenengan bangga punya aku. Aku bakal lakukan cara apapun buat segera lulus kok bu’.
Alasan keempat, urusan biaya modem. Sumpah ini bikin saya harus berpacaran dengan tugas-tugas dan kekecewaan tanpa hiburan. Geblek banget aku, urusan ini bener-bener menyiksa.

Rabu, 07 Maret 2012

hari ini !!!

Ada cerita yang bisa dibilang sedikit indah hari ini berkenaan dengan kehidupan ku.
Pagi tadi kuliah satu jam, informasi yang aku dapat dari omongan dosen ku adalah interpersonal meaning, ideational meaning dan textual meaning. Hanya itu tanpa ada informasi yang lain. Engga ngerti dosen satu itu kalau nerangin ke mahasiswanya engga jelas. Kuliah cuma satu jam tok dan ngga dapat apa-apa. , what a great lecture.
Males dikampus langsung aja cuss pulang, engga ngerti kenapa bener-bener pengen pulang cepet. Sampai didepan rumah, yeee pintu gerbang dikunci gembok. Berita bagusnya, aku engga bawa kunci rumah. Dan saya harus menunggu didepan rumah sendirian sampai orang datang. Sumpah ngerasa jadi orang tolol, *maklum rumah ku langsung jalan raya depannya, tidak ada teras, adanya cuma gerbang gedhe dan tembok gedhe yang membentang*. Jadi nek orang-orang ngeliat ke saya, pura-pura jadi orang buta aja dehwaktu itu.
Siang hari sekitar jam 12 lebih ada telepon, sumpah bikin orang bingung tau ngga sih. Hape ku tu gila, error ngga jelas. Mana tu nomer telepon melulu. Satu hal yang aku pikirkan saat itu hanya panggilan dari TATV nek engga dari TRANS 7. Dan benar sekali, setelah aku mencoba menelpon balik, TATV lah yang menelpon. Tapi aku belum ngerti informasi yangharus aku dapet. Ampunnn, sumpah ampun banget. Kudu cepet-cepet ganti hp. Aku langsung aja ambil motor cuss ke tempat kerja adek di luar kota *cuma sukoharjo sih*. Dua puluh kilometer lebih aku harus tempuh hanya buat tukeran hape.
Aku wanita yang gampang panik, gampang kesulut emosi nek disentil sedikit. Sumpah, bener-bener mood ku rusak berantakan engga jelas. Si ibu paling ngerti aku, dia ngotot ngikut ke tempat kerja adek. Dia tau aku bukan tipe orang yang bisa ngontrol emosi ku, dan bener dijalan hampir nabrak truk, becak, jalan berlubang tak terjang. Untung ada ibu yang ngotot ngikut buat ngejaga emosiku, dia ngasih banyak nasehat dijalan tadi.
Beres lah siang itu, hape sudah ditangan yang benar. Aku nyoba telepon ke nomer yang tadi, maklum tadi cuma bisa denger dia ngomong apa. Aku nyoba telepon balik, tapi engga ada yang ngangkat, berkali-kai. Lagi dan lagi mood ku rusak lagi, jam setengah dua aku nyoba telepon lagi, dan dijawab. Aku nyoba tanya kenapa mereka nyoba ngehubungi aku tadi. Dan mau tau apa jawaban mereka?
“oh iya ibu, tadi kami mau ngasih tau kalau ada interview jam satu tadi, tapi kami nyoba telepon ibu tapi tidak diangkat”
“tapi ini masih bisa interview engga ya mas?”
“waa, saya tidak mengerti, coba saya tanyakan ke yang berwenang ya ibu”
Nunggu jawaban lama banget. Awalnya bener-bener sudah engga boleh ikut interview. Aku ngotot tanya mulu, dan pada akhirnya mereka luluh, dan hanya diberi waktu secepat mungkin untuk datang kesana karena interview nya sudah selesai.
Demi apapun bener-bener engga lucu banget itu informasi. Mulai deh penyakit panik ku  kambuh lagi, dari nyuruh ibu nyetrikain baju, yang ini lah itulah. Sumpah bener-bener kayak orang gila tadi siang. Ngebut lagi dijalan, lampu merah langsung main sosor aja.
Dan bener aja, sampai disana sepi banget. Engga ada orang, yang ada cuma bapak satpam. Tanya deh saya ke dia, dan beliau baik hati sekali nganterin ke tempatnya. Tapi ujung-ujungnya aku disuruh masuk sendiri. Melewati lorong-lorong yang gelap *lebay dikit*, akhirnya ketemu dengan mbak-mbak berpakaian hitam-hitam ada logo TATV. Aku jelasin maksud ku datang kesana. Eh ternyata, aku beneran ditunggu lhu, dan tinggal aku yang belum interview. Eh baik hati sekali mereka.
Masuk ni kesebuah ruangan. Tak pikir aku interview gitu, eh ternyata bukan lhu. Aku disuruh belaga kayak pembawa acara berita. Ada kamera, komputer, dan alat-alat syuting yang lain. Uda deh aku mencoba. Sumpah busuk banget omongan ku tadi , sumpah pengen teriak aku tu tadi. Engga ada lima menit diruangan itu, pasang clip on *eh aku bangga lhu, baru pertama dipasangi clip on*, baca berita udahan deh. Terus pesan mbaknya tadi, nanti kalau ada progress kita kabari lagi ya mbak, dua tau tiga hari lagi.
What the hell is that, aku buru-buru engga ada lima menit tok disana. Masyallah.
Yang aku ngga suka dari tadi siang adalah ketika ibu yang dulu menggebu-gebu pengen aku bisa ketrima, tiba-tiba ngomong
“aku khawatir nek kowe melbu nduk, piye kuliahmu, piye bocah-bocah les mu”
Bu’, panjenengan iki ngerti engga sih. Aku berjuang buat panjenengan. Aku pengen panjenengan bangga punya anak aku, aku pengen liat senyum panjenengan. Kok bisa-bisanya panjenengan ngomong kayak gitu. Sudah sampai tahap ini lhu bu. Aku bener-bener berjuang buat panjenengan. Kok tiba-tiba sampeyan yang pesimis. Aku bener-bener dalam puncak nya optimis lhu bu.
Bu’, aku sayang panjenengan. Nek ini memang sudah jalannya ya uda, memang doa ibu selama ini terkabul. Nek memang ini buka takdir ku, ya maap bu’. Tapi aku sudah berusaha buat yang terbaik kok. Janji deh, nek aku ketrima, aku bakal tambah sayang sama ibu, aku bakal kerja maksimal disana. Ini cita-cita ibu kan, berjuang berdua yuk bu’.
Semoga ada keajaiban yang datang kepadaku.
Tuhan, satu hal yang inginkan: aku hanya pengen buat ibu senyum ngeliat aku bisa jadi yang kayak dia pengen dari dulu.