Selasa, 17 Januari 2012

Saat aku mecoba membuka memori yang sudah benar-benar tersimpan di dalam setiap lekukan otak ku, aku selalu menemukan mereka di setiap lekukan itu. aku merindukaan saat-saat itu, saat bersama mereka. Saat berbagi kebahagian bersama mereka. Aku rindu mereka. Aku merindukan saat mereka memanggil namaku dengan cara-cara lucu mereka. Aku rindu saat mereka menyayangiku dengan ikhlas. Aku rindu saat melihat mereka tertawa terbahak-bahak, saat mereka bernyanyi bersama. Aku rindu saat mereka meminta dengan merengek-rengek agar aku tetap bersama mereka. Aku rindu saat mereka meminta ku agar aku selalu ada untuk mendampingi mereka. Peluka-pelukan hangat dari mereka, jabat tangan dari mereka, glendotan mereka yang manja. Semua itu aku rindukan…


Mereka? Siapa mereka ? mereka adalah anak-anak dusun binaan yang aku dan teman-teman ku kelola. Dusun Binaan adalah suatu program kerja dari Departemen Sosma Bem FSSR UNS. Disana kamu mendampingi mereka untuk belajar dan memberikan sedikit pelajaran tentang kepemimpinana. Mereka adalah anak-anak di Mojosongo, tepatnya desa Wonowoso. Saat ini aku benar-benar merindukan mereka








Maaf adik-adik saya, aku benar-benar harus meninggalkan kalian. Ada tanggung jawab yang lebih besar yang harus aku tanggung. I miss you.

29 Februari

06.30 am
Bismillahirahmanirahim


Tulisan kedua ku. Banyak kata-kata yang harusnya ku ungkapkan dalam media ini sejak dari dulu, dan semua baru kusadari sekarang ini. Tulisan keduaku akan mengangkat topic yang amat sangat membuat saya sesak nafas, jantung berdebar cepat, tekanan darah meninggi. Ulang tahun, ya dua kata yang bagi setiap orang adalah sebuah anugrah yang amat sangat luar biasa karena setiap dua kata itu tiba mereka bakalan merayakan besar, bahkan sampai membuat sebuah pesta yang menghabiskan banyak uang hanya untuk perayaan sekecil itu. Aku sangat membenci kata-kata ulang tahun. Mungkin ada banyak pertanyaan yang akan muncul saat saya mengeluarkan statement itu. mulai dari What, Why, How dan masih banyak lagi. Jawaban saya simple kok, aku ngga suka ulang tahun karena aku ngga punya ulang tahun.


Mungkin ada banyak pertanyaan yang datang lagi, kenapa ngga punya ulang tahun? Sejarah panjang akan menjawab pertanyaan itu. Aku dilahirkan dari pasangan ibu dan bapak yang sudah mempunyai tiga orang anak laki-laki, mereka dan orang tua mereka sudah lama menginginkan hadirnya sebuah anak atau cucu perempuan. Tuhan menjawab harapan mereka dengan mengirimkan aku ke bumi ini. Aku lahir pada tanggal 29 Februari 1992, saat aku bilang tanggal ini pasti setiap orang masih belum menyadari apa yang terjadi pada tanggal itu. Tanggal 29 Februari tidak akan ada setiap tahunnya di kalender masehi yang telah dicetak massal dari dahulu oleh bangsa yunani itu. Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut sumber yang saya baca, dari Wikipedia yang menurut saya adalah referensi yang bagus dan ternyata tidak diperuntukkan untuk membuat referensi di sebuah thesis. Well, satu tahun itu tidak hanya 365 hari, tapi 365 hari lebih 5 jam 48 menit 45,1814 detik. Sisa –sisa waktu itu akan terus ditambahkan sampai empat tahun kedepan atau yang sering disebut sebagai tahun kabisat. OMO, jadi 29 Februari itu hanya sisa-sisa yang diberikan. Jadi, kita tidak akan menemui tanggal 29 Februari setiap tahunnya, hanya empat tahun sekali tanggal itu muncul dan menghantui kehidupan saya. Dan semua sudah paham kenapa saya sangat membenci kata ulang tahun. Aku sering bertanya kepada wanita yang melahirkanku, kenapa ngga tanggal 28 Februari atau tanggal 1 Maret saja, kenapa harus tanggal itu. dia menjelaskan semua nya dengan gamblang dan jelas, aku lahir pada pukul 06.00 pagi hari tepat tanggal 29 Februari. Aku kemudian bertanya lagi kenapa ngga ditahan atau dilahirin cepet? Dan pertanyaan ku terjawab oleh rasa keingintahuan ku sendiri, seorang wanita tidak akan bisa menahan untuk melahirkan saat sudah terjadi kontraksi, kenapa bukan hari sebelumnya, karena kontraksi yang terjadi pada ibu ku terjadi malam hari. Dan setelah semua jawaban itu terjawab, aku seketika lemas. Pengen rasanya pinjam pemutar waktu miliknya si doraemon, trus pergi ke waktu itu dan bilang ke ibu ku untuk pake cara sesar saja.

Pending--------
07.10 am. I have no idea to write something.
--- continued 08.06 pm

Aku bingung kudu cerita tentang apa lagi. Kadang aku merasa pengen terjun seketika dari tebing setinggi 65 meter yang bawahnya ada karang yang tajam ketika teman-teman saya secara nyata melakukan sebuah atraksi atau pertunjukan perayaan ulang tahun. Sumpah, rasanya begitu menyakitkan. Ketika tidak ada tanggal 29 februari pada tahun itu dan teman saya pengen mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya. Mereka berkata “eh ra enek tanggal’e ya, tapi selamat ya “ saat itu rasanya semua gelap, bumi berhenti berputar, malaikat penjemput maut datang dihadapan saya dan dunia berakhir seketika itu juga. Pengen rasanya nangis didepan mereka dan bilang ke mereka “please jangan bunuh saya perlahan-lahan dengan kata-kata mu, itu menyakitkan”. Engga pernah ada perayaan ulang tahun dalam kamus hidup saya, bahkan saat sweet seventeen saat semua orang sibuk gimana caranya bikin party semewah-mewahnya, aku hanya cukup dikado oleh kakak laki-lakiku sebuah jacket berwarna abu-abu yang kini masih setia ku pakai dan ucapan dari keluargaku. Sweet seventeen ku memang ngga indah, ngga ada tanggalnya, ngga ada perayaan. Kadang aku pengen marah dengan Tuhan, kenapa harus aku kenapa ngga mereka yang lain.


Sempat suatu ketika aku dibuat menangis oleh guru sejarah smp ku. Ya awalnya dia hanya bercerita mengenai sejarah, lalu tiba-tiba kata tahun kabisat terucap dari bibir manisnya, dan finally seisi kelas menatapkan muka dan pandangannya kearah ku, dan seketika bercucuran air mata ku karena semua tertawa terbahak-bahak. Kalian semua tidak pernah merasakan menjadi saya, tidak bisa mengerti perasaan saya yang hancur ketika berhadapan dengan kata ulang tahun.
Well, dibalik semua kenegativan yang saya buat, ada sisi positive ngga punya tanggal lahir yang tetap di setiap kalender. Aku ngga bakalan buang buang duit buat ngebiyayain seluruh makanan yang teman-teman saya makan tiap kali mereka minta traktrian. Saya ngga perlu yang namanya kurang umur, karena umurku baru akan 5 tahun nanti tanggal 29 Februari 2012. Ya, aku baru akan menginjakkan umur yang kelima tahun ini. Hebat kan saya, dengan umur 5 tahun saya sudah mengenyam bangku perkuliahan dan sudah akan semester 6. Betapa beruntungnya saya. Disaat anak-anak lain yang berumur 5 tahun baru bisa belajar ngomong a I u e o, aku sudah bisa membaca koran, membuka internet, berbicara dalam berbagai bahasa, menghitung integral, mengajar dan lain sebagainya yang anak seumur 5 tahun tidak bisa lakukan.


Kabisat, ya cukup menyakitkan dan menyenangkan bagiku. Semoga di lima tahun ku ada perubahan massal yang terjadi pada kalender masehi sehingga tanggal 29 Februari ada setiap tahunnya. Semoga lima tahun ku banyak kejutan yang indah bagi saya . Tuhan terima kasih telah menganugerahkan semua ini, kuasamu sangat amat luar biasa.
8.46 pm