Sebagai seorang guru les, kita sebaiknya dan diwajibkan
untuk mengerti semua materi yang anak kita akan tanyakan kepada kita. Tapi
untuk kali ini, saya benar-benar menyerah. Beberapa hari ini anak didik saya
belajar tentang pelajaran matematika, tepatnya lingkaran. Dia bertanya tentang
bermacam-macam hal kepada saya, termasuk pr yang diberikan guru matematikanya
kepada dia. BLARR, seketika keringat langsung bercucuran membasahi wajah saya
yang disinari lampu belajar milik anak didik saya. Bolak-balik buku yang dia
punya, ngorek-ngorek sesuka hati saya. Dan pada akhirnya saya hanya bisa
mengerjakan semampu saya. Saat itu yang ada di pikiran saya adalah penting
cepet selesai dan pulang ke rumah. Bener-bener kali itu saya terlihat bodoh di
depan anak didik saya. “ketok’e ngene dhek” hanya itu yang bisa saya ucapkan
kepada dia. Entah kenapa lingkarang yang saya temui kali itu bernar-benar ngga
ada di kurikulum yang pernah saya dapatkan waktu masih mengenyam pendidikan di
smp dan sma, atau saya yang ngga ngerti plus lupa. Keesokan harinya, saya
benar-benar berat melangkahkan kaki ke rumah anak didik saya, sesampai disana
dia sudah menunggu dengan pr baru yang masih berhubungan dengan lingkaran. Oh my
God, please help me now. Aku iseng bertanya kepada dia “pr’e bener dek”. Dengan
indahnya dia membuka buku pr nya dan mengatakan “bener mbak”. Seketika raut
wajah saya berubah dari tampang bloon ke tampang sombong. Sumpah yang namanya
lingkaran itu ngga gampang untuk dipelajari.