Minggu, 29 Januari 2012

aku bukan penulis ataupun penyair.


Aku ngga bisa nulis dengan indah karena aku bukan penulis yang bisa nulis dengan panjang dan dengan pemilihan kata-kata yang indah untuk dibaca. Aku hanya sekedar menuangkan apa yang ada di pikiran ku dengan cara sederhana dan dengan bahasa yang hanya bisa aku mengerti.
Tulisan-tulisan ku ngga seindah saat puisi karya maestro puisi hebat mulai dibacakan didepan para penikmat puisi. Aku bukan penyair ataupun penulis puisi. Aku hanya seorang pembelajar tulisan yang hanya bisa merangkai kata-kata yang tak seindah para penyair menjadi sebuah kalimat yang sesuai dengan standart kalimat pada umumnya dan kemudian menjadi sebuah paragraph yang bisa dibaca oleh pikiranku.
Aku bukan penulis. Aku bukan penyair. Aku juga bukan sastrawan. Aku hanya manusia biasa yang mencoba memindahkan segala yang ada di otak dan pikiran ke dalam sebuah tulisan.

kebahagian versi saya


Kebahagian itu muncul bukan hanya ketika kita punya banyak uang, lalu kita bisa membeli barang dan membelanjakan uang itu dengan apapun yang kita mau. Atau saat kita punya pacar yang ganteng, berduit dan setia, lalu kita dengan banggabya memamerkan nya kedepan teman-teman kita. Atau mungkin saat kita bisa melihat konser music dari musisi favorit kita. Kebahagian bukan hanya saat kita dapat nilai tertinggi di ujian dan orang lain menyebut-nyebut nama kita. Bukan kebahagian seperti itu yang kita cari, tapi kebahagian yang tulus dari hati. Bukan hanya karena dipaksa.
Kebahagian lain yang bisa kita rasakan tulus adalah saat kita bisa bikin orang disekitar kita tersenyum karena kita, terutama saat kita bisa bikin orang tua kita tersenyum lepas karena ketololan yang kita perbuat.
Kebahagian yang tulus saat kita bisa memberi orang disekitar kita sesuatu yang tak mahal , tapi kita dapat dari hasil jerih payah kita sendiri. Dan ketika mereka bilang “aku bangga sama kamu nak”. Itulah kebahagian yang indah.

sebuah cerita untuk anak jogja


Wahai pemilik nyawa ini, apakah akau salah kalau aku menangis waktu ini. Padahal baru kemarin aku nulis tentang galau, tapi sekarang aku sendiri yang ngalami kegalauan itu. Tuhan aku nangis juga ada alasannya, bukan hanya sekedar nangis. Kamu tau betapa besarnya rasa ini kepadanya. Betapa saya sangat merindukannya ketika dia tidak memberi saya kabar. Rasa sayang saya kedia sudah terlalu besar dan meluap-luap. Kenapa dia masih saja tidak mengerti apa yang aku rasakan.
Sakit saat dia bikin saya kecewa. Sakit saat dia tiba-tiba mengingkari sebuah janji. Aku jatuh Tuhan, jatuh terlalu dalam di perasaan bodoh ini. Harusnya dulu kau tak usah menuliskan namanya di buku kehidupanku. Aku suka dia, aku sayang dia.
Nangis, aku nangis lagi. Aku merasakan rasa sakit lagi. Aku tau aku salah, aku bukan seperti wanita itu. tapi kalau aku suka sama dia ngga boleh ya?
Aku memang belum kenal dia, tau wujudnya pun belum. Tapi demi apapun aku sayang dia tulus.