Uang itu sangat
berharga dan penting bagi siapapun di dunia ini. Bisa bayangin kalau uang ngga
diketemukan, apa yang terjadi dengan sistem perekonomian di bumi. Masih ngandelin
sistem barter, bisa-bisa pakaian dalam kita yang dijadiin barter karena yang
mau dipake barter sudah tidak ada. Uang itu segalanya, dia menguasai semua
aspek di bumi ini. Semua aspek kehidupan bisa dihandle hanya dengan selembar
uang, termasuk masuk ke toilet umum aja kudu pake duit. Uang bisa menguasai
bumi, termasuk menguasai tingkah laku seseorang.
Kadang kala kita
sebagai perempuan pernah berfikir untuk mencari pasangan yang mapan *baik dari
pekerjaan maupun keuangan*. Hal itu bukan hanya semata-mata kita pengen ngejar
harta, bukan itu. Kita sebagai wanita hanya berfikir tentang masa depan yang
akan dijalani nantinya, kita ngga mau suatu hari kelak kita akan kekurangan,
hanya itu. Tapi ada beberapa wanita yang mikirnya salah, kenapa salah? Ada
beberapa wanita yang mengejar seorang pria mapan untuk kesenengan pribadinya
sendiri. Matre kalau bahasa gaulnya. Ketika pria itu banyak harta, si wanita
ngga pengen ninggalin pria itu, dia bakal berusaha sekuat mungkin untuk membuat
pria itu tetap disampingnya dan menyokong keuangan si wanita itu. Ketika
tiba-tiba pria itu jatuh dan semua harta nya lenyap, ada beberapa wanita yang dengan
sukarela meninggalkan pria itu jatuh sendirian tanpa ada bantuan dari si wanita
itu. Tapi itu hanya beberapa dari wanita yang ada di bumi, ngga semuanya kayak
gitu. Ada beberapa wanita yang dengan tulus membantu si pria untuk berdiri dan berlari
kembali.
Pernah suatu
ketika ada teman yang cerita ke aku tentang jatuh bangunnya dia buat ngangkat
namanya lagi didepan wanita yang dia sayang. Aku belum benar-benar kenal dengan
orang itu, tapi ceritanya membuat saya mengacungkan dua jempol buat usahanya. Dia
berusaha untuk membuktikan kalau dia bisa dapat materi yang lebih dengan kerja
kerasnya. Dia rela ninggalin semua bentuk kesenangan bagi seorang anak muda
pada saat itu. Dia rela ngorbanin kuliah yang bagi setiap anak muda adalah
bentuk harga diri yang tinggi, hanya buat ngebuktiin ke orang lain kalau dia
mampu dan juga buat ngebantu keuangan keluarganya yang morat-marit ngga jelas.
Entah cerita itu
bener-bener ada atau tidak, tapi bener-bener dia pria yang luar biasa. Pernah
suatu ketika orang yang dia sayang *sebut saja pacarnya*, mencoba memutuskan
hubungan dengan alasan ekonomi. Parah banget tu cewek. Si pria ini akhirnya
bangkit dan saya pikir tujuan nya bangkit adalah untuk bilang ke tu cewek kalau
dia bisa lebih dari yang dulu. Dia pengen nunjukin ke wanita itu kalau dia bisa
punya materi yang lebih dari si pria yang dulunya pernah hampir ngerebut
cintanya si cewek. *ngomong apa saya ini*. Siapa sih yang ngga pengen jadi
pendamping pria seperti itu. Pria yang hebat, jarang-jarang aku muji sesorang
laki-laki.
Sebagai wanita
yang mau dianggap dimata seorang pria adalah dengan menemaninya saat dia mulai
dengan hidupnya, lalu tumbuh menjadi hidup yang indah. Ketika dia jatuh, tolong
dan bantu dia dengan tulus. Beri dia pengertian kalau hidup itu kadang kala
memang harus dibawah. Setalah dia bangkit, ajak dia buat berlari. Dan jaga dia
sampai akhir hayatnya. #sumpah parah ngomong ku.
Intinya sekarang
gini aja. Jangan pernah ngeliat pria dari materi awalnya, tapi dari bagaimana
prosesnya untuk mendapat materi itu, karena priayang melewati proses itu adalah
pria yang hebat. Pria yang pantas buat hidup kita.
Betapa
beruntungnya saya mempunya kedua orang tua yang tulus sayang, mengerti keadaan
ku dan bisa menjagaku dari segala apapun bahaya yang akan berusaha untuk
membunuhku. Beruntungnya ketika empat saudara saya dengan tulus ikhlas menjaga
saya dari orang-orang yang berusaha akan melukai saya.
Beruntungnya saya
mempunyai mereka, mereka yang menghangatkan ku saat aku merasa dunia ini
terlalu dingin. Beruntungnya saya mempunyai mereka yang selalu menyeka air mata
yang jatuh saat aku sedang merasa dunia ini tak adil. Beruntungnya saya
mempunyai mereka yang selalu membuat dunia ku berwarna seperti pelangi. Beruntungnya
saya mempunya mereka yang rela menghabiskan dan menyempatkan waktunya untuk
berbagi saat aku merasa dunia ini kejam.
Bahkan mereka
dengan senanghati menjemputku, walaupun jaraknya hanya beberapa meter dari
rumah, satu hal yang mereka inginkan adalah mereka ngga ingin terjadi apa-apa
dengan ku. Mereka dengan tulus menemani ku malam-malam pergi ke luar, tujuannya
sama ngga pengen marabahanya datang kepadaku. Mereka menjaga ku dari orang yang
berusaha untuk mencelakaiku.
Beruntungnya saya
punya babe, ibu dan keempat saudar laki-laki yang kuat dan hebat.